Misi sekolah yaitu :
1. Memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada lulusan SD/MI untuk mengikuti proses belajar mengajar tingkat SMP.
2. Memberikan kesempatan untuk bangkit setelah kurang berminat mengikuti proses belajar mengajar tingkat SMP di lembaga lain.
3. Menciptakan suasana belajar mengajar yang sejuk dan kondusif berdasarkan asas kebersamaan.
4. Mengupayakan kemudahan terhadap peserta didik yang memiliki prestasi menonjol.
5. Membina dan mempersiapkan peserta didik untuk menjadi lulusan SMP yang berkualitas dan berakhlaq karimah.
Seminar Kesehatan Reproduksi Remaja
Yang diikuti oleh siswa siswi SMP Bhakti Praja Gebog pada 9 Mei 2011
"Masa remaja penuh dengan gejolak, pengenalan terhadap hal-hal yang baru untuk mengisi bekal kehidupan mereka dan menjadi fase yang sangat banyak menimbulkan resiko akibat kian kompleksnya pergaulan bebas," ujarnya.
Dalam seminar tersebut, disampaikan bahwa pelaksanaan seminar kesehatan reproduksi merupakan hal yang sangat penting dipahami setiap remaja masa kini seiring dengan perkembangan zaman.
Ia mengatakan remaja perlu pehamanan tentang kesehatan reproduksi agar tidak terjebak dalam lingkaran "setan" yang dapat menimbulkan penyakit akibat pergaulan seks bebas.
Menurutnya, para remaja harus banyak memahami betapa pentingnya menjaga kesehatan reproduksi baik remaja pria maupun wanita.
"Kebanyakan remaja terjebak dalam pergaulan seks bebas berawal dari rasa keinginan tahu kadang-kadang kurang disertai pertimbangan yang rasional akan akibat suatu perbuatan. Jika remaja terjebak dalam pergaulan seks bebas maka saat itu pun benih-benih penyakit akan mulai menggorogoti remaja itu sendiri,"ungkapnya.
Karenanya, para remaja harus mampu meningkatkan kewaspadaan dengan cara memahami bagaimana cara untuk menjaga kesehatan reproduksi pada diri manusia.
Ia mengatakan, cinta dan seks merupakan salah satu problem terbesar dari remaja dimana pun di dunia ini. Karena itu, perlu dilakukan langah antisipasi dengan cara memperkaya ilmu pengetahuan tentang cara-cara efektif untuk tidak terkena penyakit seperti HIV-AIDS.
"Kondom belum bisa menjamin diri kita untuk terhindar dari resiko penyakit apabila secara terus-menerus melakukan gonta ganti pasangan berhubungan seks. Makanya, para remaja harus pandai-pandai memilih pasangan apabila sudah ingin menempuh ke jenjang perkawinan,"jelasnya.
Usia 13-15 tahun bagi remaja pria dan usia 12-14 tahun bagi remaja wanita telah terjadi perubahan fisik dan emosi atau masa pubertas.
"Masa ini dikenal sebagai masa peralihan dari masa anak-anak menjadi dewasa muda dan saat itu pun para remaja mulai tertarik dengan lawan jenisnya. Jika pada masa ini tidak dibentengi moral yang baik maka bisa jadi remaja itu terjebak dalam pergaulan seks bebas,"ungkapnya.
Karena itu, peran orang tua anak sangat dibutuhkan dalam rangka mengontrol masa perkembangan anak agar tidak terjerumus dalam kegiatan-kegiatan yang dapat merusak repreduksi kesehatan.
Para remaja hendaknya mampu berpacaran yang sehat dengan mematuhi segala rambu-rambu agar tidak terjadi kehamilan di luar nikah.
"Kehamilan diluar nikah akan membuat para remaja melakukan hal-hal yang sangat membahayakan bagi kesehatan reproduksi karena mereka umumnya mengambil jalan pintas dengan cara menggugurkan kandungan atau biasa di sebut aborsi," ujarnya.
Dalam seminar tersebut, disampaikan bahwa pelaksanaan seminar kesehatan reproduksi merupakan hal yang sangat penting dipahami setiap remaja masa kini seiring dengan perkembangan zaman.
Ia mengatakan remaja perlu pehamanan tentang kesehatan reproduksi agar tidak terjebak dalam lingkaran "setan" yang dapat menimbulkan penyakit akibat pergaulan seks bebas.
Menurutnya, para remaja harus banyak memahami betapa pentingnya menjaga kesehatan reproduksi baik remaja pria maupun wanita.
"Kebanyakan remaja terjebak dalam pergaulan seks bebas berawal dari rasa keinginan tahu kadang-kadang kurang disertai pertimbangan yang rasional akan akibat suatu perbuatan. Jika remaja terjebak dalam pergaulan seks bebas maka saat itu pun benih-benih penyakit akan mulai menggorogoti remaja itu sendiri,"ungkapnya.
Karenanya, para remaja harus mampu meningkatkan kewaspadaan dengan cara memahami bagaimana cara untuk menjaga kesehatan reproduksi pada diri manusia.
Ia mengatakan, cinta dan seks merupakan salah satu problem terbesar dari remaja dimana pun di dunia ini. Karena itu, perlu dilakukan langah antisipasi dengan cara memperkaya ilmu pengetahuan tentang cara-cara efektif untuk tidak terkena penyakit seperti HIV-AIDS.
"Kondom belum bisa menjamin diri kita untuk terhindar dari resiko penyakit apabila secara terus-menerus melakukan gonta ganti pasangan berhubungan seks. Makanya, para remaja harus pandai-pandai memilih pasangan apabila sudah ingin menempuh ke jenjang perkawinan,"jelasnya.
Usia 13-15 tahun bagi remaja pria dan usia 12-14 tahun bagi remaja wanita telah terjadi perubahan fisik dan emosi atau masa pubertas.
"Masa ini dikenal sebagai masa peralihan dari masa anak-anak menjadi dewasa muda dan saat itu pun para remaja mulai tertarik dengan lawan jenisnya. Jika pada masa ini tidak dibentengi moral yang baik maka bisa jadi remaja itu terjebak dalam pergaulan seks bebas,"ungkapnya.
Karena itu, peran orang tua anak sangat dibutuhkan dalam rangka mengontrol masa perkembangan anak agar tidak terjerumus dalam kegiatan-kegiatan yang dapat merusak repreduksi kesehatan.
"Kehamilan diluar nikah akan membuat para remaja melakukan hal-hal yang sangat membahayakan bagi kesehatan reproduksi karena mereka umumnya mengambil jalan pintas dengan cara menggugurkan kandungan atau biasa di sebut aborsi," ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar